
"Informasi yang saya terima dari Serikat Pekerja Pabrik Semen Indonesia, ribuan buruh terancam terkena PHK karena ialah Pak Menteri memperlihatkan izin pembangunan pabrik semen gres di Kalimantan Timur. Padahal di Pulau Kalimantan itu sudah ada dua pabrik semen. Pertama, pabrik Indocement dan kedua, pabrik semen China," kata Andre dalam informasi tertulis, Selasa (1/6/2021).
Dalam rapat kerja Komisi VI badan legislatif RI dengan Menteri Investasi Bahlil Bahlil Lahadalia, Senin (31/5) itu, Andre pun menagih janji yang sempat disampaikan Bahlil saat rapat kerja dengan Komisi VI tahun lalu, bahwa tidak ada lagi izin pembangunan pabrik semen gres di Indonesia.
"Padahal kita tahu dari tahun lalu saat rapat dengan Menteri BUMN, Menteri Perindustrian dan bapak masih menjadi Kepala BKPM, telah menjanjikan kepada kita semua di ruang rapat ini, tidak ada lagi izin pembangunan pabrik semen baru," tandasnya.
Baca Juga : sedot wc medan murah kota medan sumatera utara
Lebih lanjut, Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat itu menyampaikan eksistensi pabrik semen gres akan langsung menciptakan buatan semen dalam negeri surplus. Kondisi tersebut dinilainya mampu mengancam keberadaan perusahaan semen lama di Indonesia.
"Supaya Pak Menteri tahu, utility pabrik semen saat ini cuma 68%, oversupply per tahun itu telah 42 juta ton. Pertanyaan saya, pabrik semen baru itu dipergunakan untuk membunuh industri semen yang usang atau apa Pak Menteri?" terangnya.
"Apakah kita bangun pabrik semen dari Tiongkok di Kalimantan, kemudian kita bunuh pabrik-pabrik semen yang lain? Padahal kita telah oversupply 42 juta ton dan utility kita cuma 68%," lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia membuktikan pemerintah telah mengetahui kondisi oversupply semen yang terjadi di banyak sekali daerah, kecuali Papua. Oleh sebab yaitu itu, izin hanya diberikan pada pabrik semen baru di Papua.
Baca Juga : jasa sedot wc makassar kota makassar sulawesi selatan
"Sementara untuk Kalimantan, itu termasuk dalam penjabaran investasi mangkrak senilai Rp 708 triliun yang berorientasi untuk ekspor sekitar 90%. Kaprikornus produknya 90% diekspor dan 10% untuk setempat," ujar Bahlil.
Terkait ekspor semen, ia menentukan negara mempunyai instrumen untuk mengontrolnya. Sehingga para pelaku industri semen tidak perlu khawatir.
"Negara punya instrumen untuk mengontrol itu. Tinggal kini seberapa besar pejabat negara menertibkan itu punya nurani atau tidak. Kalau untuk aku, tidak usah diragukan. Ada pernyataan di atas akta notaris, aku katakan bila 'you' punya barang tidak untuk ekspor, maka akan kita cabut izinnya. Saya tidak ingin investasi yang masuk itu merusak industri di dalam negeri," tegas Bahlil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar